Komunikasi Pemasaran Terpadu (Integrated Marketing Communications)
Komunikasi pemasaran terpadu secara tradisional dianggap sebagai komunikasi satu arah. Dalam paradigma lama, organisasi dan agennya mengembangkan pesan dan mengirimkannya ke konsumen potensial, yang mungkin atau mungkin tidak bersedia berpartisipasi dalam proses komunikasi. Kontrol atas penyebaran informasi ada di tangan organisasi pemasaran perusahaan. Oleh sebab itu, sekarang sudah banyak digital agency yang menawarkan jasa social media marketing yang membantu mengelola dan mengoptimalkan pemasaran di media sosial. Unsur-unsur tradisional dari bauran promosi (iklan, penjualan pribadi, hubungan masyarakat dan publisitas, pemasaran langsung dan promosi penjualan) merupakan hal yang dikendalikan.
Di abad ke dua puluh satu ini kita menyaksikan ledakan pesan berbasis Internet yang ditransmisikan melalui media-media ini. Mereka telah menjadi faktor utama dalam mempengaruhi berbagai aspek perilaku konsumen termasuk kesadaran, perolehan informasi, pendapat, sikap, perilaku pembelian dan komunikasi dan evaluasi pasca-pembelian. Sayangnya, pers bisnis populer dan literatur akademis menawarkan sangat sedikit panduan bagi manajer pemasaran untuk memasukkan media sosial ke dalam strategi komunikasi pemasaran terpadu mereka. Menurut Hollensen, Jejaring sosial sebagai alat komunikasi memiliki dua peran promosi yang saling terkait, yaitu:
1. Jejaring sosial harus konsisten dengan penggunaan alat Komunikasi pemasaran terpadu tradisional. Artinya, perusahaan harus menggunakan media sosial untuk berbicara dengan pelanggan mereka melalui platform seperti blog, serta grup Facebook dan Twitter. Media ini dapat disponsori perusahaan atau disponsori oleh individu atau organisasi lain.
2. Jejaring sosial memungkinkan pelanggan untuk berbicara satu sama lain. Ini adalah perpanjangan dari komunikasi word-of-mouth tradisional. Sementara perusahaan tidak dapat secara langsung mengendalikan pesan konsumen-ke konsumen (C2C), mereka memiliki kemampuan untuk mempengaruhi percakapan yang dimiliki konsumen dengan satu sama lain. Namun, kemampuan konsumen untuk berkomunikasi dengan satu sama lain dibatasi.
Manajer pemasaran mencari cara untuk memasukkan media sosial ke dalam strategi Komunikasi pemasaran terpadu mereka. Paradigma komunikasi tradisional, yang bergantung pada bauran promosi klasik untuk menciptakan strategi komunikasi pemasaran terpadu, harus memberi jalan kepada paradigma baru yang mencakup semua bentuk media sosial sebagai alat potensial dalam merancang dan menerapkan strategi komunikasi pemasaran terpadu. Pemasar kontemporer tidak dapat mengabaikan fenomena media sosial, di mana informasi pasar yang tersedia didasarkan pada pengalaman konsumen individual dan disalurkan melalui bauran promosi tradisional. Namun, berbagai platform media sosial, banyak yang benar-benar independen dari organisasi penghasil / sponsor atau agennya,sehingga meningkatkan kemampuan konsumen untuk berkomunikasi satu sama lain. Bahkan, saat ini sudah banyak perusahaan yang menggunakan jasa social media marketing untuk membantu mengelola pemasaran di media sosial.
Komentar
Posting Komentar